Introduction

Jangan dibaca kalau gak mau tambah ilmu !!

0 komentar
Hi para pejuang pengejar sunrise :D
Sudah mendaki berapa gunung sampai detik ini ? Sebutin dulu yak, gunung di Jawa Tengah  ada Merbabu, Merapi, Sindoro, Sumbing, Slamet, Ungaran,Andong, Muria, Prau dll. Lanjut Jawa Timur guys ada Lawu, si cantik Mahameru, Raung, Argopuro, dan masih banyak lagi. Atau bahkan kalian sudah mendaki di  bagian wilayah Indonesia Tengah guys ? Hayo sudah tercoret yang mana aja ? Gimana guys pengalaman kalian selama mendaki? Muluskah? Atau banyak tantangan? Nah kali ini ane mau nge share ilmu dari akun Twitter : @pendakigalau tentang gimana cara survival di hutan terutama bagaimana cara kalian bertahan dengan keadaan  logistik yang tipis atau habis. Sebenarnya gak berharap juga ya guys kejadian buruk terjadi, tapi alangkah baiknya kita juga mengerti atau mengantisipasi ya guys. Okeeeee, lanjut berikut ulasan dari @pendakigalau , cekidott :




























 Gimana guys ? Bermanfaat banget kan? Yuk tambahin ilmunya dulu. Next trip kemana dan dengan siapa guys?  Tetap jaga prosedur keslamatan ya. Kembali ke rumah dalam keadaan sehat tetap menjadi tujuan utama. Happy hiking guys ~~~




They are my Everything {}

0 komentar


Friendship is not a lesson you can learn in the school. But you have not learned anything if you haven't learned the meaning of friendship
Indeed, the great friends are hard to find, hard to leave, and difficult to forget.
Good friends only know about best stories in your life, but best friends have lived them with you
 Friends who understand your tears is more valuable than many friends who only know your smile.
True friend not only accept who you are, but also help you become who you should be.
Do not expect your friends to be perfect people for you. But, help them to be a perfect person. because that is the meaning of true friendship.
 A good friend is like star. You can not always see it, but you realize it will always be there. 
0 komentar
GARA-GARA RAMALAN  BINTANG
by : Desy Nur Hidayah

Pagi itu seperti biasanya, kontrakan gue terlihat sepi bagai tak berpenghuni. Hanya suara musik yang terdengar keras disebelah kamar gue. Padahal kontrakan berjumlah 15 kamar. Lagi- lagi hanya Ridwan, Aldo dan gue yang sering nongol di kontrakan, walau hanya sekedar nyuri-nyuri makanan didapur. Mungkin penghuni lain lagi ngecengin cewek di taman sebelah kontrakan. Gue yang kala itu sedang tidur, tiba-tiba terbangun dan terkejut oleh hadirnya bunga mawar merah tepat didepan pintu kamar gue.
“Pasti bunga ini dari si eneng ”.
Pikir gue bunga itu dari suzan , teman kampus yang gue kagumi 2 bulan terakhir.
“Kemaren kan ramalan bintang gue menulis kalau libra sedang beruntung masalah cinta” . Guman gue sambil cengar- cengir mencium aroma bunga mawar ditangan gue.
“heh ngapain lo nyengar-nyegir ? Udah ngrasa ganteng? “
Tanya ridwan, teman kamar sebelah gue yang mempergoki aksi lebay gue pagi itu
“SOK lo”. Jawab gue ketus
Keesokanharinya.
Siang itu ibarat seperti dapat doorprize mobil undian kocokan pertama. Sedikit alay memang, tapi itu seratus persen kenyataan. Pasalnya, tiba-tiba handphone gue bunyi dan inbox dari suzan terdaftar sebagai pengirim pesan teratas. Dia minta gue buat nemenin jalan-jalan ke mall  di Jakarta. Tak perlu butuh waktu panjang bagi gue untuk menjawab pesan singkat itu.  
Gue liat lagi “twitter” yang selalu ngeshare informasi terupdate tentang ramalan bintang.
“ LIBRA, LIBRA!! MANA LIBRA” ujar gue sambil menggulir ke bawah .
“Cinta, cinta, ramalan tentang cinta “
“ Nah, cinta libra akan mendapatkan kejutan luar biasa dari doi”.
Gue baca pelan agar tak sekata pun terlewat dari pandangan gue. Setelah pasti yang gue baca benar-benar sebuah keberuntungan langsung saja gue berdandan rapi selayaknya  vocalis band yang siap manggung didepan presiden. Baru 5 langkah berjalan menuju gerbang kontrakan, tampak Aldo, teman kontrakan  nomor 5 berjalan ke arah gue
“Lo punya duit kagak don?” .Tanyanya dengan melas.
Karena gue terburu-buru menjemput suzan,  gue terlanjur janji ke dia tak semenit terlambat jemput, gue lempar 100 ribu tepat dihadapannya seperti acaranya nyawer acara dangdut di kampung-kampung. .
“Gila, uang gue habis” .
 Lamun gue setelah sampai didepan gerbang kontrakan                                                     
“Gue  baru sadar disaku gue tinggal uang cepek.ah biarin, kemaren ramalan guee kan bilang kalau masalah keungan bakal nambah, ah lupakan  ”
            Namun lamunan gue seketika terhenti, gue melihat sosok pemandangan indah tepat didepan mata gue. Gadis cantik, berkerudung merah marun yang warnanya cetar menyilaukan mata gue. Baru berapa menit memandang bidadari surga, datanglah si aldo dengan motor bebeknya. Ternyata gadis itu adalah cewek aldo, denger-denger  dia  baru jadian seminggu yang lalu. Kabar itu pun gue denger dari ridwan, cowok sebelah kamar yang hobbynya gosip.
“ jalan dulu ya don” .Pamitnya tanpa dosa
“ Gila ! jadi dia minta uang gue buat jalan sama ceweknya !” ucap gue marah.  Batu dibawah sepatu gue menjadi sasaran amuk marah gue. Gue ambil dan gue lempar sejauh-jauhnya. Kalau kata ramalan bintang sih, buat ngusir kesialan.
“Heh mas ! Liat-liat dong!! ucap marah tukang dagang sayur yang kena imbas batu yang gue lempar
“Ampun mas, maaf”. Jawab gue melas.
Beruntung abang tukang sayur langganan Ridwan tak memeja hijaukan gue. Gue sempat panik, pasalnya lagi zaman tuh dikit dikit dihukum pidana. Cuma ambil mangga depan rumah saja dipidanakan, apalagi gue yang lempar batu tepat mengenai helm abang sayur.
“sabar doni, sabar. Ramalan bintang kan berkata kalau lo bakal beruntung hari ini”. Yakin gue sama ramalan bintang semalam.
Langsung saja, gue nyalain mesin motor gue ke arah kos suzan yang tak jauh dari kontrakan gue.  Tepat di depan gerbang kos suzan, tampak suzan yang menyeka keringat dengan tisu ditangannya. Mungkin saja dia lelah  karena tragedi marah dan kesal gue dengan aldo dan abang tukang sayur.
Malam itu begitu romantis, aku dan suzan dinner berdua di salah satu foodcourt dimall jakarta. Menu Udang saus pedas dan boreotio’s milk menjadi menu pilihan suzan. Sedangkan gue sengaja memesan nasi goreng dan es teh tawar. Sempat suzan bertanya ke gue, kenapa gue antusias memesan nasi goreng. Tentu jawaban gue karena gue nyidam nasi goreng. Kalau saja suzan peramal, mungkin dia bakal tahu tentang pikiran gue yang  jlimet berhitung kaya adek gue yang lagi masuk play grup.
“Sepertinya ramalan bintang tak bersahabat malam ini.” ucap gue dalam hati sambil menelan pahit sesuap nasi goreng ditangan gue.
“Zz...zan...?” Ujarku terbata-bata.
“Iya?” jawabnya heran
Baru mau memulai perbincangan, gue melihat ridwan dengan kaos hem yang cetar berwarna pink. Gue samperin dia, gue berjalan mengindip-ngindip ke arahnya. Heran juga cowok kok perawakan seperti cewek. Mungkin ridwan lagi sengaja menyamar diri buat mempermudahnya menyelesaikan skripsinya tahun ini. Mungkin judul yang dia teliti tentang “ Perkembangan bencong di Jakarta”. Mungkin saja. Hanya dia dan Tuhan yang mengerti semua.
“ wan” .Sapa gue kepadanya
“ lo ngapain kesini?” kata ridwan sambil melirik kanan  kiri gue, memperhatikan dengan siapa gue jalan .
“Gue sama gebetan gue. Gue boleh minta tolong gak ? pinjemin gue 200 ribu dong. Gue lupa bawa dompet. Entar gue janji, gue ganti di kontrakan, kata ramalan bintang gue dapat rejeki kok hari ini”. Mintaku memelas pada Ridwan.
“ Yaela, bodoh amat sih lo. Jalan sama gebetan dompet aja ketinggalan. Untung ada gue , kalau gak lo bakal nyuci piring semua kios makanan tuh!”. Jawab ridwan sambil nyodorin uang 200ribu.
“Thanks broo!” kata gue sambil menepuk pundak ridwan.
Gue balik lagi ke meja dimana gue dan suzan dinner. Setelah ke kasir, gue langsung mengajak Suzan ke gedung tertinggi dari mall ini. Gue beranikan diri mengatakan sesuatu yang udah gue persiapin berapa jam yang lalu.
            “Zan, btw terimakasih ya, lo udah ngasih bunga.” Kata gue sambil memandang manis senyum suzan.
            “Bunga? Bunga apaan?” jawabnya heran
“Udah, lo gak usah mengelak. Bunga mawar. Ternyata benar ramalan bintang gue yang mengatakan gue bakal dapat kejutan dari lo”
            “Ramalan Bintang? Bunga Mawar? Gue gak ngerti
            “Udah, stop. Yuk kita lanjut pulang. Udah jam 10 nih.” Potong gue sambil membantu suzan berdiri dari bibir dinding mall.
 2 hari kemudian
Pagi pagi benar, si Aldo menggedor ngedor pintu kamar gue. Heran sih tuh tukang gak modal gak jelas banget. Terpaksa gue keluar dengan mata yang terlihat sayu, karna gue semalam bergadang menonton pertandingan sepak bola. Maklum, idola gue “Manchester City” tanding jam 2 dini hari tadi.
            “Apa sih” tanya gue kesal
            “Lo tahu bunga mawar yang gue taruh depan kamar lo gak ?”
            “Hah? Bunga mawar?”
            “Iya. Tahu gak lo?”
            “Itu punya lo ya? GUE KIRA...”
“Iya punya gue. Lo taruh mana? Maaf gue kebelet kencing kemaren, terus gue taruh didepan kamar lo. Eh tahunya udah gak ada”

Seketika gue hanya diam, termenung. Gue malu apa yang gue tanyakan ke suzan kemaren. Hari itu langsung gue ketik UNREG ramalan bintang harian gue. Gue unfollow twitter ramalan bintang. Mulai hari itu, gue sama sekali gak percaya apa itu ramalan bintang, bagi gue ramalan bintang hanya omong kosong. Bahkan saking terlalu percayanya malah membuat kesialan pada diri gue. Uang habis gak ada gantinya seperti yang ditulis dalam ramalan dan gebetanpun amblas diraih orang lain. 

Ini cerpen fiksi aja loh ya :)

0 komentar
Sepucuk Surat Terakhir
By: Desy Nur Hidayah
Sudah hampir satu tahun berlalu, rasa itu seakan hilang begitu saja. Tanpa ada rasa sedih, gundah seperti waktu lalu. Ini bukan pertama kali aku merasakan suatu kegagalan, tapi ini pertama kali aku merasa kehilangan atas kegagalan yang ku alami. Cinta memang membuat manusia muda seperti akupun tak kuasa mengelak atas resiko yang siap membuatku galau. Hal yang paling ku benci dari kegalauan ini ya seperti layaknya remaja lainnya. Sering berubah mood, gak konsentrasi bahkan sering hang-out lama lama buat ngilangin galau yang pastinya kelak aku akan tersadar dari kebodohan itu.
***
Rintik hujan deras sore kala itu, membuatku tergugah untuk meliat keadaan luar kamar kos. Memandang rintik hujan perlahan dari genting membuatku teringat akan sosok seseorang. Yah dia adalah lelaki yang pernah aku cintai sekitar 1 tahun yang lalu. Dia bukan lelaki tampan, bahkan dimataku dia amat sederhana jauh dari glamor kemewahan seperti aku yang terlahir dari keluarga yang serba selalu menuruti apa kemauanku. Hari ini aku titipkan salam untuk dia yang kini sudah bekerja di luar pulau Jawa. Salamku dari rintik hujan sore itu bahwa aku ingin mengabarkan tentang hati ini yang telah rela untuk pergi jauh dari kehidupannya. Namun pikiranku kembali buyar, kala kembali aku masuk ke dalam kamar kos dan memandang buku religi yang masih tersimpan rapi dirak buku. Buku itu masih tampak baru dan tak ada niatku untuk merubah bentuk fisik buku religi yang kau berikan. Yang ku maksud kau adalah kak FAJAR, lelaki 3 tahun lebih tua dari aku.
***
“ KRING KRING” . suara handphone yang mengagetkan lamunanku kala itu. Tampak dilayar nama “ Gina my BestFriend” memanggil
“hallo, knp gin?”
“ eh lala, kamu kesini dong, kita kangen banget sama kamu, lama gak kumpul nih”
“iya gin, nanti seminggu lagi, aku pulang kok” jawabku lirih
“kamu nanti kalau pulang janji ya ceritain tentang dia”
“dia? Dia siapa gin?
“Itu loh, cowok yang dulu nonton bareng sama kita. Yang pernah nraktir aku sama kamu”
“ oh dia, udahlah gak usah dibahas?!” jawabku kesal
“ kenapa la? Ada masalah apa ? tanya gina penasaran         
“nanti saja aku cerita. Udah dulu ya gin, aku mau ngampus”. Jawabku untuk memotong pembicaraan telefon waktu itu
“ya udah la, see you ya”
“ oke, see you too next time’’

Pantas saja gina tanya tentang dia. Dulu bertiga pernah nonton bareng pas kak fajar mengunjungiku kala aku balik tanah kelahiran. Sampai saat ini ginapun belum mengetahui kalau hubunganku dengan kak Fajar sudah berakhir. Aku juga belum sempat mencritakan hal ini pada dia, karena kesibukanku  kuliah menahanku untuk balik ke rumah. Selama ini aku tinggal di kota perantauan. Kota besar yang ada dipulau Jawa. Tentu tujuan utama untuk menimba ilmu. Selang beberapa menit  bercakap dengan gina, suara ketukan pintu kamar kos terdengar kencang. Tak hanya satu kali ketuk, berulang ulang dan semakin keras.
“siapa sih”! teriakku kesal
Ketika aku membuka pintu kamar, ternyata mereka “ WAKWAW” sahabat yang selama ini selalu menemaniku saat aku berada di kota perantauan ini. Mereka memang malaikatku, mengapa tidak ?           Mereka yang selalu mengerti aku, memahamiku dan selalu ada saat aku senang maupun susah. Bagaikan abang-abang yang siap delivery order.
“berpelukaaaaaan!!!!” ajak prili tiba-tiba sambil merangkulku bersama 2 sahabatku yang lain.
Benar saja dan pantas bila mereka ku sebut malaikat, hanya dengan celoteh status BBMku dengan emot nangis saja mereka sudah paham. Paham jelas bahwa aku sedang menangisi seseorang, merekapun juga paham siapa sosok yang aku tangisi. Benar dia adalah kak Fajar.
“eh la, kamu ngapain galau mulu! Haha, malu tuh buat status kok emot nangis, dikira kamu cewek cengeng lagi”
“iya, dikira anak alay yang gagal move on lagi” tambah cika dengan seenaknya
Seketika berempat tertawa lepas begitu saja.
“la, pinjem handphonemu dong” minta siska padaku
“ buat apa? Gak biasanya kamu ngebet pinjem hapeku” jawabku curiga
“udah dieeeem! Mana !”
Direbutnya handphoneku dari tanganku
Sekitar 3 menit handphone ditanngan siska, tak ku mengerti hal apa yang sedang dia cari, bahkan siska dengan hafalnya membuka sesuatu tanpa merasa kesulitan.
“Nih.. nih niiih” dilihatkannya Ig kak Fajar.
Spontan aku tertarik melihat IG yang sedang dibuka Siska
“aku liat!” pintaku merengek
“kamu mau liat? Udah berani ambil resiko?” tanya Prili
“kalau kamu memang pingin liat, kamu harus janji ke kita dulu la, kalau kamu harus seratus persen move on dari kak Fajar” imbuh Cika
Aku bingung begitu saja, seolah mereka sudah merencanakan sesuatu yang tak ku mengerti. Seperti ada skenario diantara mereka. Hanya mereka bertiga saja tanpa aku.
“iya, lala janji” jawabku pasti
Begitu aku melihatnya, entah harus bahagia atau menangis atau apa,rasa haru itu seketika pecah. Bagaimana tidak ? aku sudah berjanji dengan wakwaw untuk move on dari kak fajar sekitar 6 bulan yang lalu. Tentu dengan perjanjian itu membuatku untuk tak menjadi stalker handal lagi, bukan ? lama sekali aku tidak menguak teka teki sosial media milik kak fajar. Dan ini 6 bulan kemudian aku harus berhadapan dengan kenyataan yang pahit. Tapi apa dayaku, sebelum melihat aku sudah berjanji pada mereka, malaikat-malaikatku untuk bangkit move on dari kak Fajar. Kucoba memberanikan diri melihat gambar instagram miliknya, disitu masih terlihat sama-samar gambar yang hanya berisi kata-kata. Kucoba tap satu kali untuk memperjelas. Dan begitu terlihat jelas, dan begitu jelas pula tertulis kata-kata suatu undangan pernikahan kak fajar dengan kak nia, calon istrinya. Satu kata demi kata ku baca dan pahami. Aku benci suasana saat itu. Benar-benar benci! Aku membiarkan hati dan otakku saling bertarung . hati mengatakan bahwa tak bisa ku bohongi rasa hancur atas keputusannya yang tak bisa menungguku hingga kelak aku wisuda dan otak yang mengatakan jangan halangi kebahagiaan orang yang kau cintai. Rasa hancur lebur benar-benar aku rasakan saat itu. Tak kuasa menahan pertarungan yang hebat, dan aku harus mengakui hatiku lah sebagai pemenangnya. Pemanang yang  membuatku menangis tersedu-sedu. Tangan tangan mereka merangkulku, tak henti mereka memberiku semangat dan tak henti mereka menghapus setiap tetes air yang mulai deras bercucuran dari kelopak mataku.
“la, aku tahu perasaanmu, kamu udah janji ke kita kamu move on kan” ucap lirih siska
“lala yang cantik, kini kak fajar sudah memiliki calon pendamping hidup, tak etis jika kau masih menangisi dia. Biarkan dia bahagia dengan calon pendampingnya” imbuh cika sambil menghapus tetes mata dipipiku
Pikiranku kosong saat itu. Hanya balasan lamunan dan diamku yang terlihat jelas. Memori bersama kak fajarpun seketika terputar kembali. Moment indah di salah satu bangunan bersejarah yang terletak di kota perantauan ini.
“la? Sudah ya nangisnya, besok kita datang ke pernikahanya” ajak prili dengan semangat perjuangan
“iya bener!!! Kita makan makan”
“ aku mau sop, nasi ayam dan es krimnya juga !!”
Tiba-tiba aku yang menangis tersedu-sedu bisa tertawa begitu saja mendengar jawaban mereka. Tak ada yang berubah dari malaikat-malaikatku ini, tetap saja hobbinya minta gratisan.  Dan kamipun tertawa lepas bersama. kami bersama memberanikan diri untuk menghadiri pernikahan kak Fajar yang jatuh pada hari esok. Walaupun secara pribadi aku tidak diundang, namun tak akan ku lewatkan hari spesial untuk kak Fajar. Hari dimana sosok pangeranku yang dulu pernah aku takuti untuk kehilangannya sudah harus bertanggungjawab terhadap wanita lain, jelas itu bukan aku. Malam ini aku harus bersiap diri, menyiapkan segala persiapan terbaik untuk esok. Hari kebahagiannya bersama wanita lain. Hujan deras malam itu sekan ku terjang dengan lantang menuju butik gaun pesta untuk acara pernikahan kak fajar. Dan pilihan gaun bernuansa merah marun menjadi pilihanku. Tentu aku tak ingin berpenampilan tak kalah cantik dengan sang mempelai wanita.
***
Pagi ini mentari bersinar seperti biasanya, membuatku terbangun dari lelap tidurku dengan percik cahayanya yang menembus dari celah cendela. Alarm handphone tak kalah bersaut kencang. Mata seolah masih tak berdaya dan badan masih tetap saja ingin melekat di kasur. Namun aku teringat tanggal ini adalah tanggal pernikahan kak Fajar. Buru-buru aku mengambil handuk, lalu bergegas berangkat ke kontrakan cika. Ternyata malaikat-malaikat itu sudah berdiam lama di kontrakan cika. Mereka begitu semangat, yang jelas semangat mencari gratisan.
“yuk, capcuuuuuuuuuus!” ajak prili begitu semangat
Kami pun langsung menuju mobil, dan bersiap segera ke gedung pernikahan yang sudah tercantum dalam undangan pernikahan kak fajar. Aku yang saat itu harus menyetir tiba-tiba seakan blank begitu saja, bahkan kopling, gas, rem harus aku hafalkan lagi seperti awal semula. Tentu hal ini berkaitan dengan perasaanku yang bahagia namun juga takut, takut tak bisa menahan air mata tepat di hadapan sang pengantin
***
Tiba sudah digedung pernikahan tepatnya ditempat parkir . Nuansa serba putih menghaias setiap sudut gedung ini. Banyak ucapan selamat yang terpapang rapi didepan pintu masuk gedung. Banyak orang-orang yang menyambut tamu didepan dengan kebaya putih cantik dengan tambahan nuansa merah di bagian pinggang.
“hari ini hari bahagiamu, kak” . Ucapku dalam hati sambil memantapkan hati masuk ke ruang undangan.
Perlahan kaki ini menapaki anak tangga menuju ruang undangan. Ada hal yang mengganjal ketika dari depan pintu terlihat sepasangan mempelai yang tengah berdiri di antara puluhan orang yang mengajaknya untuk berfoto bersama. Perlahan aku berjalan sambil melirik ke arah depan, dan langkahku terhenti tepat di kursi undangan paling depan. Lagi lagi aku menjadi wanita lemah! Wanita yang tak henti mencoba menahan air mata yang terus pantang menyerah keluar dari kelopak mata. Namun aku menjadi pemanang saat itu. Aku sanggup menahan tiap tetes air mata yang membabi buta untuk segera keluar.
“ lala kuat kok!” ucap cika sambil menepuk pundakku
“ya jelas kuat lah, orang dia pendaki gunung, gunung aja dilalui apalagi kak fajar” . Imbuh siska
“ hahahaha”.  
Tawa kami lepas hingga membuat undangan yang lain menyorot ke arah kami. Dan kak fajar pun tak kalah melirik ke arahku, aku tahu saat itu kak fajar mengerti akan kehadiranku diacara pernikahannya.
“yuk, ke arah sop sama es krim!” Ajak prilli yang sedari tadi sudah kelaparan
“capsus” jawab kami serentak
Sambil menikmati es krim yang begitu pecah dimulut, mata ini tak henti bekerja melirik ke arah kanan dimana kak fajar yang tampil lebih bahagia, terlihat begitu tampan dan gagah dan tetap saja karismanya masih terlihat jelas dimataku. Karisma yang dulu membuatku terpikat olehnya. Namun itu dulu, iya itu dulu saat dia masih menjadi penjagaku.
Kini giliranku dan malaikat-malaikatku untuk maju ke kursi mempelai dan berfoto bersama dengannya. Tanganku begitu dingin melebihi hipotermia yang aku rasakan di gunung gunung. Dan pecah sudah semua ketika aku bersalaman dengan kak fajar.
“Langgeng kak” ucapku lirih
Tak ada kata lebih dari ucapan itu, bibir seakan terkunci rapat-rapat dan air mata seakan sudah berontak untuk segera keluar.  Kali ini kami harus berfoto bersama, sengaja aku berdiri berdampingan langsung dengan kak fajar, dengan tanganku yang mengikat lengannya. Ini yang terakhir, aku tak akan menyia-nyiakan  kesempatan emas ini. Dan bahagia jelas terlihat di wajahnya, kebahagiaan yang tak ku temui dahulu ketika masih denganku. Inilah surat terahir untukmu, tak akan lagi aku menceritakan tentangmu pada buku rahasiaku, sebab inilah surat terakhirku untuk orang yang pernah hadir dalam kehidupanku, untukmu Kak Fajar
“Jika kelak kau bersanding bukan denganku, ijinkan aku terakhir menatapmu jauh lebih lama sebagai perpisahan. Ijinkan aku memelukmu sebagai pelepas rindu yang kian lama telah bersarang didada. Hari ini, hari bahagiamu bersama wanita, jelas bukan dengan diriku. Semoga kelak kalian dipersatukan kembali disurga-Nya”
By : Lala Novia 

Hi,NURSE :)

0 komentar

https://encrypted-tbn0.gstatic.com/images?q=tbn:ANd9GcR5e_ZotXu-j-BbZ-5T1SXLWvLPVbU5pHQGCRk6Ttq4Vrm-dGYE6A      Tahukah anda bila berbicara fakta dunia kerja perawat dari sudut pandang “pengamat” yang mengamati pekerjaan perawat setiap hari di rumah sakit memang pekerjaan ini pekerjaan yang “aneh”, bukan begitu ? tidak untuk mendeskreditkan profesi “mulia” ini namun, membicarakan kebiasaan dan kenyataan yang setiap hari terus dilakukan. Terlepas dari benar atau keliru yang kita kerjakan tinggal anda sendiri yang merasakan.

     Boleh kita urutkan fakta pekerjaan seorang perawat yang masih di rasakan selalu di lakukan setiap hari yang telah mengaka rmendarah daging di turunkan setiap generasi kegenerasi dan akibat dari kekeliruan “sistem” yang kuat mencengkram profesi keperawatan, dan boleh jadi ketika anda membaca urutanya, anda bisa tertawa, tergelitik, meng-iya-kan, mengerutkan dahi, megkritisi tulisan saya atau sampai jungkir balik pun terserah, karena faktanya:
https://encrypted-tbn2.gstatic.com/images?q=tbn:ANd9GcTF-lUM8EDCILcxcHwAhYpWaQR0481Xb7wDw-11k_IUx-_z1nJH1g

1.      Setiap hari mengurusi kebutuhan dasar pasien khususnya (BAK, BAB)  / Kadang orang bilang kok mau ngurusin kerjaan kaya gituaan, itukan bau, kotor,  menjijikan kok mau sih?

https://encrypted-tbn1.gstatic.com/images?q=tbn:ANd9GcRNfcQU2LFUYalJvU0LckKBzW-C5VuoxR0CSpkP47Qecqro5ixVmQ



2.     Setiap hari menunggu dokter visite, lalu menyiapkan dokumen status pasiennyadengan detail sampai status pasiennya kita buka satu-persatu dan di jajarkan rapi baris-berbaris di mejas upaya tidak kena “semprit” sang dokter sampai bukti jasa visitenya pun di siapkan/ Kadang orang bilang kok mau ngurusin kerjaan kaya gituaan, bukannya perawat itu “Mitradokter”  yah ?.


https://encrypted-tbn3.gstatic.com/images?q=tbn:ANd9GcQRnFD4u9LzP1dKUqbOM_PrenmcQVeOlNnf3SlWk734EXIUEBcd


3.   Setiap hari memberikan obat-obatan medis kepada pasien sesuai dengan intruksi dokternya / Kadang orang bilang, kerjaan perawat kok cuma beri obat-obatan intruksi dari dokter saja, tugas mandiri perawatnya apa ya?

4.      Setiap hari 24 jam di samping pasien dan sering pasien bilang, Suster kok dokternya belum datang-datang sih, kapan datangnya ya / Kadang orang, bilang kok mau sih ga di “kangenin” pasiennya, belum pernah saya denger loh dari pasien yang bilang, “dok, susternya mana yah”? nah loh.


https://encrypted-tbn2.gstatic.com/images?q=tbn:ANd9GcQ6PtevSM7bIV9FHPh8N6ud2ZOLwsQ63Z9HEmIxmxm1XI3dxLKC
5.      Setiap hari melakukan tindakan dan melakukan pemasangan alat-alat invasive / Kadang orang  bilang, kok ada ya pekerjaan yang beresiko tapi reward dan royaltynya ga jelas gitu, apalagi perlindungan hukumnya ga jelas banget, anehkan?


https://encrypted-tbn1.gstatic.com/images?q=tbn:ANd9GcS3YBy8PLNgku-zwQxP9AvSlfanb-gEFqkCYXHwweEDX70qAZsa



6.      Setiap hari setiap ada dokter selalu bilang “Dok”, belum pernah bilang bapak or ibu / Kadang orang bilang, kok ke profesi lain bisa yah, tapi ke sesama profesi perawat manggilnya jarang terdengar tuh nama Zuster, Bruder atau Ners. Kenapa yah ?



https://encrypted-tbn2.gstatic.com/images?q=tbn:ANd9GcRGN7eAjm8ibnxaT9mHm0HUiaDWqPUiAvt29biH97LvWQ7KYOxT9g



7.      Setiap hari melipat kassa steril, membuat deeper dsb / Kadang orang bilang, multi-talent ya perawat, kenapa ga di urus sama orang lain sih ?


https://encrypted-tbn3.gstatic.com/images?q=tbn:ANd9GcQusXjGDfwVKkJ0j4XYDvo4fgeuvhxE5FTA7rMpBJVeTdmM0Tvo


8.   Setiap hari beres-beres, angkat-angkat, sapu-sapu, lap-lap, cuci-cuci, bikin laporan stok obat, cek alkes, cek AC, cek linen, input data, input jasa dll/ Kadang orang bilang, bener-bener multi-talent kerja perawat, double job ya, apa kerja sampingannya ? pasti gajinya double juga ? Nah lohh.


https://encrypted-tbn3.gstatic.com/images?q=tbn:ANd9GcSNDN8Hgrk9YwF2y-nV4A_mpTRWgg9QAdUGckn1aVy9u30dnt3O


9.      Setiap kali ada tindakan Cito, Perawat lagi dalam kondisi apapun, dan sedang dimana pun meluncur dengan cepat dan penuh semanga sampai ke TKP. Walaupun di jalankebut-kebutan berjibaku dengan kemacetan dan endingnya sudah tahu kalo bayarannya tidak sebanding dengan pengorbanannya / Kadang orang bilang, tuh kan kok tetap mau jadi perawat sih??.
      Pada titik akhirnya, anda rekan-rekan sejawat semua yang merasakan apa yang ada sebetulnya dalam fenomena fakta tadi, bisa jadi  pekerjaan sehari-hari yang kita lakukan bisa benar karena budayanya demikian, dan bisa jadi pula kekeliruan akibat “sistem” yang tidak karuan.
Akhirnya perlu ditegaskan juga bahwa saya mencintai profesi & pekerjaan ini dengan sekelumit “keanehannya”.

And what do you think about it, guys ? Masih sanggup jadi perawat ? Harus dong yaaaaa , fighting !!! :))

Sample Text

You never know how STRONG you are, until being strong is the ONLY choice you have

Text Widget

Definition List

Ordered List

Kursor Blog
Diberdayakan oleh Blogger.

Translate

Blog

Copyright © Desy Nur Hidayah